DAMPAK RASIONALISME DAN EMPIRISME TERHADAP PENGETAHUAN
Rasionalisme dan empirisme adalah dua aliran dalam bidang filsafat yang berpengaruh dalam
perkembangan filsafat abad ke-17. Rasionalisme adalah doktrin filsafat
yang menyatakan bahwa kebenaran haruslah ditentukan melalui pembuktian,
logika, dan analisis Sdangkan empirisme merupakan filsafat yang
menyatakan bahwa kebenaran haruslah berdasarkan pada bukti, realitas
yang dapat di indera tidak kasat mata. Rasionalisme mempunyai kemiripan
dari segi ideologi dan tujuan dengan humanisme dan atheisme,
dalam hal bahwa mereka bertujuan untuk menyediakan sebuah wahana bagi
diskursus sosial dan filsafat di luar kepercayaan keagamaan atau
takhayul.
Dampak epistemologis dari kecendrungan-kecendrungan tersebut diatas dapat disimpulkan:
1.Terjadinya pemisahan antara bidang
sangkral dan bidang duniawi, misalnya pemisahan antara agama dan negara,
agama dan politik, atau pemisahan materi dan ruh yang terwujud dalam
seorang ahli fisika atau ekonomi tidak akan berbicara agama dalam karya
ilmiah mereka, sementara fisika dan ekonomi direduksi menjadi
angka-angka, materi dan ruh tampak tidak kompatebel di mata mereka
2. Kecendrungan kearah reduksionisme, materi dan benda direduksi kepada element-elemennya.
3. Pemisahan antara subyektivitas dan
obyektifitas, misalnya dalam ilmu sosial hal yang merupakan buku
obyektif adalalah keniscayaan yang mengarah kepada relitas pasti,
(pengaruh positivisme pengetahuan yang berujung pada statusquo hinggga
dominasi kebenaran).
4. Antroposentrisme, ini tampak dalam
dalam konsep demokrasi dan individualisme (ini merupakan pengaruh dari
rasionalisme Rendescartes dengan jargon individu bebas atau subyek
manusia akan menjadi sentral peradaban dunia).
5. Progresivisme, progresivisme diwakili
oleh Marx, tetapi juga diyakini secara luas seperti pada kemajuan ilmu
pengetahuan dan obat-obatan
Sumber : Suriasumantri, Jujun S. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan, 1998.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar