Kamis, 22 Desember 2016

Ruang lingkup Filsafat Ilmu

Ruang Lingkup Filsafat Ilmu
Sebagai suatu disiplin, filsafat ilmu pertama-tama berupaya menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam proses ilmiah diantaranya: prosedur-prosedur pengamatan, pola-pola argumen, metode penyajian dan penghitungan, perandaian-perandaian metafisik dan seterusnya. Kemudian mengevaluasi dasar-dasar validitasnya berdasarkan logika formal, metodologi praktis dan metafisika.[27] Filsafat ilmu telah mengalami perkembangan yang sangat pesat, sehingga menjadi suatu bidang pengetahuan yang sangat luas dan sangat mendalam. Dalam bidang filsafat, ruang lingkup filsafat ilmu pada dasarnya mencakup dua pokok pembahasan, yaitu pertama membahas sifat pengetahuan ilmiah yang meliputi bidang  epistemology atau filsafat pengetahuan dan kedua menelaah cara-cara utuk mengusahakan atau melahirkan pengetahuan ilmiah yang terkait dengan pokok persoalan cara-cara mengusahakan lahirnya pengetahuan ilmiah. Filsafat ilmu sangat erat kaitanya dengan logika dan metodologi, dan kadang-kadang filsafat ilmu disamakan pengertianya dengan metodologi. Jadi filsafat ilmu ialah penyelidikan filosofis tentang cirri-ciri pengetahuan ilmiah dan cara-cara untuk memperolehnya. Dengan kata lain filsaat ilmu sesungguhnya merupakan penyelidikan lanjutan.
Selain tersebut di atas sebenarnya filsafat ilmu dapat dikelompokan menjadi dua pokok bahasan yaitu;
1.      Filsafat ilmu umum. Kajianya mencakup persoalan-persoalan, kesamaan, keseragaman serta hubungan antara berapa ilmu yang terkait. Dengan kata lain kajian filsafat umum ini membahas tentang hubungan ilmu dengan kenyatataan atau objek ilmu itu sendiri yang diantaranya terkait dengan struktur kenyataan.
2.      Filsafat ilmu khusus. Kajian yang khusus membahas kategorisasi serta cara yang digunakan dalam melakukan pendekatan terhadap ilmu-ilmu tertentu, seperti dalam disiplin ilmu alam, ilmu sejarah, ilmu social dan sebagainya.
Selain menggunakan diklasifikasikan seperti tersebut di atas, filsafat ilmu juga dapat diklasifikasikan berdasarkan model pendekatan, seperti pendekatan filsafat ilmu terapan dan filsafat ilmu murni. Filsafat ilmu terapan menggali dasar persoalan kefilsafatan yang melatar belakangi munculnya pengetahuan normative dalam dunia ilmu. Sedangkan filsafat ilmu murni, bentuk pengkajian filsafat ilmu dengan cara menelaah secara kritis-eksploratif terhadap objek kefilsafatan, membuka cakrawala baru terhadap kemungkinan munculnya disiplin ilmu baru atau perkembangan pengetahuan yang baru.
Amsal Bakhtiar, mengemukakan bahwa ruang lingkup filsafat lebih luas daripada ilmu yang hanya mencakup hal yang bersifat empiris saja. Filsafat mencakup hal yang bersifat empiris dan non empiris. Filsafat menjadi pijakan bagi kegiatan keilmuan. Setelah itu, ilmu berkembang sesuai dengan spesialisasi masing-masing. Awalnya, filsafat terbagi pada teoritis dan praktis. Filsafat teoritis mencakup metafisika, fisika, matematika, dan logika. Ekonomi, politik, hukum dan etika. Etiap bidang ilmu ini kemudian berkembang dan menspesialisasi, seperti fisika berkembang menjadi biologi, biologi berkembang menjadi anatomi, kedokteran, dan kedokteran pun terspesialisasi menjadi beberapa bagian. Perkembangan ini dapat diibaratkan sebuah pohon dengan cabang dan ranting yang sekain lama semakin rindang.[28]
Dari perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat pesat tersebut, membuat ilmu pengetahuan menjauh dari induknya (filsafat), bahkan membuat ilmu pengetahuan saling bersaing dengan ilmu pengetahuan yang lain. Maka, seperti yang diuraikan sebelumnya, tugas filsafat adalah menyelaraskan visi ilmu pengetahuan itu sendiri agar tidak kontradiktif dengan berbagai kepentingan. Ilmu sebagai objek kajian filsafat seyogyanya mengikuti alur filsafat, yaitu objek material yang didekati lewat pendekatan radikal, komprehensif, dan rasiona serta spekulatif. Pendekatan spekulatif akan mnejadikan ilmu semakin berkembang. 
 
 Sumber : Bakhtiar, Amsal, Filsafat Ilmu, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar