Perkembangan pemikiran kant mengalami
empat periode :[3]
1.
Periode pertama ialah ketika ia masih
dipengaruhi oleh Leibniz Wolf, yaitu samapi tahun 1760. Periode ini sering
disebut periode rasionalistik.
2.
Periode kedua berlangsung antara
1760-1770, yang ditandai dengan semangat skeptisisme. Periode ini sering
disebut periode empiristik.
3.
Periode ketiga dimulai dari innagural dissertation-nya pada tahun
1770. Periode ini dikenal sebagai tahap kritik.
4. Periode
ke empat berlangsung antara tahun 1709-1804. Pada periode ini kant mengalihkan
perhatiannya pada masalah religi dan problem-problem sosial .karya Immanuel
Kant yang terpenting pada periode ini adalah Religion Within the Limits ofPure Reason (1794) dan sebuah kumpulan
esai berjudul Enternal Peace.
Immanuel
Kant memulai falsafatinya dengan menyelidiki batas-batas kemampuan rasio
sebagai sumber pengetahuan manusia.Isi utama dari kritisisme adalah gagasan
Immanuel Kant tentang teori pengetahuan, etika dan estetika. Gagasan ini muncul
karena adanya pertanyaan-pertanyaan mendasar yang timbul pada pikiran Immanuel
kant. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Apa yang dapat saya ketahui ?
2.
Apa yang harus saya lakukan ?
3.
Apa yang boleh saya lakukan ?
Ciri-ciri kritisisme dapat disimpulkan dalam 3 hal :
1.
Menganggap bahwa objek pengenalan itu
berpusat pada subjek bukan pada objek
2.
Penegasan tentang keterbatasan kemampuan
rasio manusia untuk mengetahui realitas atau hakikat sesuatu, rasio hanya mampu
menjangkau gejalanya atau fenomenanya saja
3.
Menjelaskan bahwa pengenalan manusia
atas sesuatu itu diperoleh atas perpaduan antara peranan unsur apiori yang
berasla dari rasio serta berupa ruang dan waktu dari peranan unsur aposteriori
yang berasal dari pengalaman yang berupa materi.[4]
1. Kritik
atas rasio murni (Critique of Pure Reason)
Kritisisme Kant dapat dianggap
sebagai suatu usaha besar untuk mendamaikan rasionalisme dan
empirisme.Rasionalisme mementingkan unsure a priori dalam pengenalan,
berarti unsur-unsur yang terlepas dari segala pengalaman (seperti misalnya
“ide-ide bawaan” ala Descraes).Empirisme menekankan unsur-unsur aposteriori
berarti unsure-unsur yang berasal dari pengalaman (seperti Locke yang
menganggap rasio sebagai “lembaran putih”).Menurut Kant baik rasionalisme
maupun empirisme kedua-duanya berat sebelah.Ia berusaha menjelaskan bahwa
pengenalan manusia merupakan paduan antara unsure-unsur a priori dengan
unsure unsure aposteriori.[5]
Walaupun Kant sangat mengagumi
empirisme Hume, empirisme yang bersifat radikal dan yang konsekuen, ia tidak
dapat menyetujui skeptisime yang dianut Hume dengan kesimpulannya bahwa dalam
ilmu pengetahuan, kita tidak mampu mencapai kepastian. Pada waktu Kant hidup
sudah jelas bahwa ilmu pengetahuan alam yang dirumuskan Newton memperoleh
sukses.Hukum-hukum ilmu pengetahuan berlaku selalu dan dimana-mana. Misalnya
air mendidih pada 100 C selalu begitu dan begitu dan begitulah dimana-mana.[6]
2. Kritik Atas Rasio Praktis (Critique of Practical Reason)
Rasio murni
yang dimaksudkan oleh Kant adalah Rasio yang dapat menjalankan roda
pengetahuan. Akan tetapi, disamping rasio murni terdapat rasio praktis, yaitu
rasio yang mengatakan apa yang harus kita lakukan; atau dengan lain
kata, rasio yang memberikan perintah kepada kehendak kita.Kant
memperlihatkan bahwa rasio praktis memberikan perintah yang mutlak yang
disebutnya sebagai imperative kategori.Kant beranggapan bahwa ada tiga
hal yang harus disadari sebaik-baiknya bahwa ketiga hal itu dibuktikan, hanya
dituntut.Itulah sebabnya Kant menyebutnya ketiga postulat dari rasio praktis.
Ketga postulat dimaksud itu ialah:[7]
1.Kebebasan kehendak
2.Inmoralitas
jiwa, dan
3.
Adanya Allah
Yang tidak dapat ditemui atas dasar rasio teoritis harus diandaikan
atas dasar rasio praktis.Akan tetapi tentang kebebasan kehendak, immoralitas
jiwa, dan adanya Allah, kita semua tidak mempunyai pengetahuan teoritas. Menerima
ketiga postulat tersebut dinamakan Kant sebagai Glaube alias
kepercayaan. Dengan demikian, Kant berusaha untuk memperteguh keyakinannya atas
Yesus Kristus dengan penemuan filsafatnya.[8]
Dalam kritiknya antara lain kant menjelaskan bahwa ciri
pengetahuan adalah bersifat umum, mutlak dan pengertian baru. Untuk itu ia
membedakan tiga aspek putusan. Pertama, putusan analitis a priori, dimana
predikat tidak menambah sesuatu yang baru pada subyek, karena termasuk di
dalamnya (misalnya, setiap benda menempati ruang). Kedua, putusan sintesis aposteriori,
(Misalnya meja itu bagus) disini predikat dihubungkan dengan subyek berdasakan
pengalaman indrawi. Ketiga , putusan sintesis apriori, dipakai sebagai suatu
sumber pengetahuan kendati bersifat sintesis, tetapi bersifat apriori juga,(misalnya,
putusan yang berbunyi “segala kejadian mempunyai sebab).[9]
3.
Kritik
Atas Pertimbangan ( Critique of Judgment )
Kritik
ketiga dari Kant atas rasionalisme dan empirisme adalah sebagaimana dalam
karyanya Critique of Judgment. Sebagai konsekuensi dari “Kritik
atas Rasio Umum ” dan “Kritik atas Rasio Praktis” ialah munculnya dua lapangan
tersendiri, yaitu lapangan keperluan mutlak di bidang alam dan lapangan
kebebasan di bidang tingkah laku manusia. Maksud kritik der unteilskraft
ialah mengerti kedua persesuaian kedua lapangan ini. Hal ini terjadi dengan
menggunakan konsep finalitas (tujuan).[10]
Finalitas
bisa besifat subyektif dan obyektif. Kalau finalitas bersifat subyektif,
manusia mengarahkan obyek pada diri manusia sendiri.Inilah yang terjadi di
dalam pengalaman estetis (seni). Dengan finalitas yang bersifat obyektif
dimaksudkan keselarasan satu sama lain dari benda-benda dari benda-benda alam.[11]
Adapun Inti
dari Critique of Judgment (Kritik atas pertimbangan) adalah sebagai
berikut:
a. Kritik atas pertimbangan
menghubungkan diantara kehendak dan pemahaman.
b.Kehendak
cernderung menuju yang baik, kebenaran adalah objek dari pemahaman.
c. Pertimbangan
yang terlibat terletak diantara yang benar dan yang baik
d. Estetika
adalah cirinya tidak teoritis maupun praktis, ini adalah gejala yang ada pada
dasar subjektif.
e. Teologi adalah
teori tentang fenomena, ini adalah bertujuan: (a) subjektif (menciptakan
kesenangan dan keselarasan) dan (b) objektif (menciptakan yang cocok melalui
akibat-akibat dari pengalaman).
Kritisisme
Immanuel Kant sebenarya telah memadukan dua pendekatan alam pencarian
keberadaan sesuatu yang juga tentang kebenaran substanstial dari sesuatu itu.
Kant seolah-olah mempertegas bahwa rasio tidak mutlak dapat menemukan
kebenaran, karena rasio tidak membuktikan, demikian pula pengalaman, tidak
dapat dijadikan tolok ukur, karena tidak semua pengalaman benar-benar nyata dan
rasional, sebagaimana mimpi yang nyata tetapi “tidak real”, yang demikian sukar
untuk dinyatakan sebagai kebenaran.
Dengan
pemahaman tersebut, rasionalisme dan empirisme harusnya bergabung agar
melahirkan suatu paradigma baru bahwa kebenaran empiris harus rasional,
sebagaimana kebenaran rasional harus empiris.Jika demikian, kemungkinan lahir
aliran baru yakni rasionalisme empiris
Sumber : Drs.
Atang Abdul Hakim, MA., Filsafat Umum dari Metologi sampai Teofiologi,
(Bandung: Pustaka Setia, 2008)
Kritisisme Immanuel
Kant (1724-1804)
Immanuel Kant adalah filsuf modern yang paling berpengaruh. Pemikirannya
yang analisis dan tajam memasang patok-patok yang mau tak mau menjadi
acuan bagi segenap pemikiran filosofis kemudian, terutama dalam bidang
epistimologi, metafisika dan etika. Kant dilahirkan di Konigsberg,
prusia. Pada usia delapan tahun kant menjadi murid di gymnasium. Pada
tahun 1740 kant meninggalkan gymnasium dan melanjutkan studinya tentang
teologi di universits Konigsberg. Namun perhatiannya justru tercurah
pada filsafat, ilmu pasti dan fisika. Karena tidak mampu membiayai
studinya, Kant memperoleh uang studinya dari beasiswa.
Setelah belajar filsafat, fisika dan ilmu pasti, kemudian ia menjadi
guru besar dalam ilmu logika dan metafisika, juga di Konigsbergen.
Hidupnya dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pra-kritis dan
tahap kritis, dengan kira-kira tahun 1770 sebagai garis perbatasannya,
yaitu ketika ia menerima jabatan guru besar. Sejak itu ia menyodorkan
filsafatnya kepada dunia dengan penuh kepastian, sedang sebelumnya masih
terdapat perubahan perubahan dalam tulisan tulisannya. Semula Kant
dipengaruhi oleh rasionalisme Leibniz dan Wolf, kemudian dipengaruhi
oleh empirisme Hume, sedang Rousseau juga menampakkan pengaruhnya.
Menurut Kant sendiri Hume-lah yang menjadikan ia bangun dari tidurnya
dalam dogmatisme. Hume berpendapat bahwa empiris adalah sebuah
pengetahuan yang tak lebih dari kesan kesan indrawi saja, namun Kant
bertentangan denagan filsafat Hume. Kant menulis tentang berbagai
masalah dari bidang ilmu alam, ilmu pasti, dan filsafat. Kemudian,
selama 11 tahun tak ada tulisan Kant apapun, itulah saat pemikiran Kant
berubah.
Source: http://www.eurekapendidikan.com/2015/10/kritisisme-terhadap-pandangan-filsafat-Immanuel-kant.html
Disalin dan Dipublikasikan melalui Eureka Pendidikan
Source: http://www.eurekapendidikan.com/2015/10/kritisisme-terhadap-pandangan-filsafat-Immanuel-kant.html
Disalin dan Dipublikasikan melalui Eureka Pendidikan
Kritisisme Immanuel
Kant (1724-1804)
Immanuel Kant adalah filsuf modern yang paling berpengaruh. Pemikirannya
yang analisis dan tajam memasang patok-patok yang mau tak mau menjadi
acuan bagi segenap pemikiran filosofis kemudian, terutama dalam bidang
epistimologi, metafisika dan etika. Kant dilahirkan di Konigsberg,
prusia. Pada usia delapan tahun kant menjadi murid di gymnasium. Pada
tahun 1740 kant meninggalkan gymnasium dan melanjutkan studinya tentang
teologi di universits Konigsberg. Namun perhatiannya justru tercurah
pada filsafat, ilmu pasti dan fisika. Karena tidak mampu membiayai
studinya, Kant memperoleh uang studinya dari beasiswa.
Setelah belajar filsafat, fisika dan ilmu pasti, kemudian ia menjadi
guru besar dalam ilmu logika dan metafisika, juga di Konigsbergen.
Hidupnya dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pra-kritis dan
tahap kritis, dengan kira-kira tahun 1770 sebagai garis perbatasannya,
yaitu ketika ia menerima jabatan guru besar. Sejak itu ia menyodorkan
filsafatnya kepada dunia dengan penuh kepastian, sedang sebelumnya masih
terdapat perubahan perubahan dalam tulisan tulisannya. Semula Kant
dipengaruhi oleh rasionalisme Leibniz dan Wolf, kemudian dipengaruhi
oleh empirisme Hume, sedang Rousseau juga menampakkan pengaruhnya.
Menurut Kant sendiri Hume-lah yang menjadikan ia bangun dari tidurnya
dalam dogmatisme. Hume berpendapat bahwa empiris adalah sebuah
pengetahuan yang tak lebih dari kesan kesan indrawi saja, namun Kant
bertentangan denagan filsafat Hume. Kant menulis tentang berbagai
masalah dari bidang ilmu alam, ilmu pasti, dan filsafat. Kemudian,
selama 11 tahun tak ada tulisan Kant apapun, itulah saat pemikiran Kant
berubah.
Source: http://www.eurekapendidikan.com/2015/10/kritisisme-terhadap-pandangan-filsafat-Immanuel-kant.html
Disalin dan Dipublikasikan melalui Eureka Pendidikan
Source: http://www.eurekapendidikan.com/2015/10/kritisisme-terhadap-pandangan-filsafat-Immanuel-kant.html
Disalin dan Dipublikasikan melalui Eureka Pendidikan
Kritisisme Immanuel
Kant (1724-1804)
Immanuel Kant adalah filsuf modern yang paling berpengaruh. Pemikirannya
yang analisis dan tajam memasang patok-patok yang mau tak mau menjadi
acuan bagi segenap pemikiran filosofis kemudian, terutama dalam bidang
epistimologi, metafisika dan etika. Kant dilahirkan di Konigsberg,
prusia. Pada usia delapan tahun kant menjadi murid di gymnasium. Pada
tahun 1740 kant meninggalkan gymnasium dan melanjutkan studinya tentang
teologi di universits Konigsberg. Namun perhatiannya justru tercurah
pada filsafat, ilmu pasti dan fisika. Karena tidak mampu membiayai
studinya, Kant memperoleh uang studinya dari beasiswa.
Setelah belajar filsafat, fisika dan ilmu pasti, kemudian ia menjadi
guru besar dalam ilmu logika dan metafisika, juga di Konigsbergen.
Hidupnya dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pra-kritis dan
tahap kritis, dengan kira-kira tahun 1770 sebagai garis perbatasannya,
yaitu ketika ia menerima jabatan guru besar. Sejak itu ia menyodorkan
filsafatnya kepada dunia dengan penuh kepastian, sedang sebelumnya masih
terdapat perubahan perubahan dalam tulisan tulisannya. Semula Kant
dipengaruhi oleh rasionalisme Leibniz dan Wolf, kemudian dipengaruhi
oleh empirisme Hume, sedang Rousseau juga menampakkan pengaruhnya.
Menurut Kant sendiri Hume-lah yang menjadikan ia bangun dari tidurnya
dalam dogmatisme. Hume berpendapat bahwa empiris adalah sebuah
pengetahuan yang tak lebih dari kesan kesan indrawi saja, namun Kant
bertentangan denagan filsafat Hume. Kant menulis tentang berbagai
masalah dari bidang ilmu alam, ilmu pasti, dan filsafat. Kemudian,
selama 11 tahun tak ada tulisan Kant apapun, itulah saat pemikiran Kant
berubah.
Source: http://www.eurekapendidikan.com/2015/10/kritisisme-terhadap-pandangan-filsafat-Immanuel-kant.html
Disalin dan Dipublikasikan melalui Eureka Pendidikan
Source: http://www.eurekapendidikan.com/2015/10/kritisisme-terhadap-pandangan-filsafat-Immanuel-kant.html
Disalin dan Dipublikasikan melalui Eureka Pendidikan
Kritisisme Immanuel
Kant (1724-1804)
Immanuel Kant adalah filsuf modern yang paling berpengaruh. Pemikirannya
yang analisis dan tajam memasang patok-patok yang mau tak mau menjadi
acuan bagi segenap pemikiran filosofis kemudian, terutama dalam bidang
epistimologi, metafisika dan etika. Kant dilahirkan di Konigsberg,
prusia. Pada usia delapan tahun kant menjadi murid di gymnasium. Pada
tahun 1740 kant meninggalkan gymnasium dan melanjutkan studinya tentang
teologi di universits Konigsberg. Namun perhatiannya justru tercurah
pada filsafat, ilmu pasti dan fisika. Karena tidak mampu membiayai
studinya, Kant memperoleh uang studinya dari beasiswa.
Setelah belajar filsafat, fisika dan ilmu pasti, kemudian ia menjadi
guru besar dalam ilmu logika dan metafisika, juga di Konigsbergen.
Hidupnya dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pra-kritis dan
tahap kritis, dengan kira-kira tahun 1770 sebagai garis perbatasannya,
yaitu ketika ia menerima jabatan guru besar. Sejak itu ia menyodorkan
filsafatnya kepada dunia dengan penuh kepastian, sedang sebelumnya masih
terdapat perubahan perubahan dalam tulisan tulisannya. Semula Kant
dipengaruhi oleh rasionalisme Leibniz dan Wolf, kemudian dipengaruhi
oleh empirisme Hume, sedang Rousseau juga menampakkan pengaruhnya.
Menurut Kant sendiri Hume-lah yang menjadikan ia bangun dari tidurnya
dalam dogmatisme. Hume berpendapat bahwa empiris adalah sebuah
pengetahuan yang tak lebih dari kesan kesan indrawi saja, namun Kant
bertentangan denagan filsafat Hume. Kant menulis tentang berbagai
masalah dari bidang ilmu alam, ilmu pasti, dan filsafat. Kemudian,
selama 11 tahun tak ada tulisan Kant apapun, itulah saat pemikiran Kant
berubah.
Source: http://www.eurekapendidikan.com/2015/10/kritisisme-terhadap-pandangan-filsafat-Immanuel-kant.html
Disalin dan Dipublikasikan melalui Eureka Pendidikan
Source: http://www.eurekapendidikan.com/2015/10/kritisisme-terhadap-pandangan-filsafat-Immanuel-kant.html
Disalin dan Dipublikasikan melalui Eureka Pendidikan
Kritisisme Immanuel
Kant (1724-1804)
Immanuel Kant adalah filsuf modern yang paling berpengaruh. Pemikirannya
yang analisis dan tajam memasang patok-patok yang mau tak mau menjadi
acuan bagi segenap pemikiran filosofis kemudian, terutama dalam bidang
epistimologi, metafisika dan etika. Kant dilahirkan di Konigsberg,
prusia. Pada usia delapan tahun kant menjadi murid di gymnasium. Pada
tahun 1740 kant meninggalkan gymnasium dan melanjutkan studinya tentang
teologi di universits Konigsberg. Namun perhatiannya justru tercurah
pada filsafat, ilmu pasti dan fisika. Karena tidak mampu membiayai
studinya, Kant memperoleh uang studinya dari beasiswa.
Setelah belajar filsafat, fisika dan ilmu pasti, kemudian ia menjadi
guru besar dalam ilmu logika dan metafisika, juga di Konigsbergen.
Hidupnya dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pra-kritis dan
tahap kritis, dengan kira-kira tahun 1770 sebagai garis perbatasannya,
yaitu ketika ia menerima jabatan guru besar. Sejak itu ia menyodorkan
filsafatnya kepada dunia dengan penuh kepastian, sedang sebelumnya masih
terdapat perubahan perubahan dalam tulisan tulisannya. Semula Kant
dipengaruhi oleh rasionalisme Leibniz dan Wolf, kemudian dipengaruhi
oleh empirisme Hume, sedang Rousseau juga menampakkan pengaruhnya.
Menurut Kant sendiri Hume-lah yang menjadikan ia bangun dari tidurnya
dalam dogmatisme. Hume berpendapat bahwa empiris adalah sebuah
pengetahuan yang tak lebih dari kesan kesan indrawi saja, namun Kant
bertentangan denagan filsafat Hume. Kant menulis tentang berbagai
masalah dari bidang ilmu alam, ilmu pasti, dan filsafat. Kemudian,
selama 11 tahun tak ada tulisan Kant apapun, itulah saat pemikiran Kant
berubah.
Source: http://www.eurekapendidikan.com/2015/10/kritisisme-terhadap-pandangan-filsafat-Immanuel-kant.html
Disalin dan Dipublikasikan melalui Eureka Pendidikan
Source: http://www.eurekapendidikan.com/2015/10/kritisisme-terhadap-pandangan-filsafat-Immanuel-kant.html
Disalin dan Dipublikasikan melalui Eureka Pendidikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar