Kamis, 22 Desember 2016

PEMIKIRAN KRITISISME IMMANUEL KANT

PEMIKIRAN KRITISISME IMMANUEL KANT
     Perkembangan pemikiran kant mengalami empat periode :[3]
1.      Periode pertama ialah ketika ia masih dipengaruhi oleh Leibniz Wolf, yaitu samapi tahun 1760. Periode ini sering disebut periode rasionalistik.
2.      Periode kedua berlangsung antara 1760-1770, yang ditandai dengan semangat skeptisisme. Periode ini sering disebut periode empiristik.
3.      Periode ketiga dimulai dari innagural dissertation-nya pada tahun 1770. Periode ini dikenal sebagai tahap kritik.
4.      Periode ke empat berlangsung antara tahun 1709-1804. Pada periode ini kant mengalihkan perhatiannya pada masalah religi dan problem-problem sosial .karya Immanuel Kant yang terpenting pada periode ini adalah Religion Within the Limits ofPure Reason (1794) dan sebuah kumpulan esai berjudul Enternal Peace.
Immanuel Kant memulai falsafatinya dengan menyelidiki batas-batas kemampuan rasio sebagai sumber pengetahuan manusia.Isi utama dari kritisisme adalah gagasan Immanuel Kant tentang teori pengetahuan, etika dan estetika. Gagasan ini muncul karena adanya pertanyaan-pertanyaan mendasar yang timbul pada pikiran Immanuel kant. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Apa yang dapat saya ketahui ?
2.      Apa yang harus saya lakukan ?
3.      Apa yang boleh saya lakukan ?
            Ciri-ciri kritisisme dapat disimpulkan dalam 3 hal :
1.      Menganggap bahwa objek pengenalan itu berpusat pada subjek bukan pada objek
2.      Penegasan tentang keterbatasan kemampuan rasio manusia untuk mengetahui realitas atau hakikat sesuatu, rasio hanya mampu menjangkau gejalanya atau fenomenanya saja
3.      Menjelaskan bahwa pengenalan manusia atas sesuatu itu diperoleh atas perpaduan antara peranan unsur apiori yang berasla dari rasio serta berupa ruang dan waktu dari peranan unsur aposteriori yang berasal dari pengalaman yang berupa materi.[4]
1.      Kritik atas rasio murni (Critique of Pure Reason)
Kritisisme Kant dapat dianggap sebagai suatu usaha besar untuk mendamaikan rasionalisme dan empirisme.Rasionalisme mementingkan unsure a priori dalam pengenalan, berarti unsur-unsur yang terlepas dari segala pengalaman (seperti misalnya “ide-ide bawaan” ala Descraes).Empirisme menekankan unsur-unsur aposteriori berarti unsure-unsur yang berasal dari pengalaman (seperti Locke yang menganggap rasio sebagai “lembaran putih”).Menurut Kant baik rasionalisme maupun empirisme kedua-duanya berat sebelah.Ia berusaha menjelaskan bahwa pengenalan manusia merupakan paduan antara unsure-unsur a priori dengan unsure unsure aposteriori.[5]
Walaupun Kant sangat mengagumi empirisme Hume, empirisme yang bersifat radikal dan yang konsekuen, ia tidak dapat menyetujui skeptisime yang dianut Hume dengan kesimpulannya bahwa dalam ilmu pengetahuan, kita tidak mampu mencapai kepastian. Pada waktu Kant hidup sudah jelas bahwa ilmu pengetahuan alam yang dirumuskan Newton memperoleh sukses.Hukum-hukum ilmu pengetahuan berlaku selalu dan dimana-mana. Misalnya air mendidih pada 100 C selalu begitu dan begitu dan begitulah dimana-mana.[6]
2.      Kritik Atas Rasio Praktis (Critique of Practical Reason)
            Rasio murni yang dimaksudkan oleh Kant adalah Rasio yang dapat menjalankan roda pengetahuan. Akan tetapi, disamping rasio murni terdapat rasio praktis, yaitu rasio yang mengatakan apa yang harus kita lakukan; atau dengan lain kata, rasio yang memberikan perintah kepada kehendak kita.Kant memperlihatkan bahwa rasio praktis memberikan perintah yang mutlak yang disebutnya sebagai imperative kategori.Kant beranggapan bahwa ada tiga hal yang harus disadari sebaik-baiknya bahwa ketiga hal itu dibuktikan, hanya dituntut.Itulah sebabnya Kant menyebutnya ketiga postulat dari rasio praktis. Ketga postulat dimaksud itu ialah:[7]
1.Kebebasan kehendak
                        2.Inmoralitas jiwa, dan
                        3. Adanya Allah
Yang tidak dapat ditemui atas dasar rasio teoritis harus diandaikan atas dasar rasio praktis.Akan tetapi tentang kebebasan kehendak, immoralitas jiwa, dan adanya Allah, kita semua tidak mempunyai pengetahuan teoritas. Menerima ketiga postulat tersebut dinamakan Kant sebagai Glaube alias kepercayaan. Dengan demikian, Kant berusaha untuk memperteguh keyakinannya atas Yesus Kristus dengan penemuan filsafatnya.[8]
Dalam kritiknya antara lain kant menjelaskan bahwa ciri pengetahuan adalah bersifat umum, mutlak dan pengertian baru. Untuk itu ia membedakan tiga aspek putusan. Pertama, putusan analitis a priori, dimana predikat tidak menambah sesuatu yang baru pada subyek, karena termasuk di dalamnya (misalnya, setiap benda menempati ruang). Kedua, putusan sintesis aposteriori, (Misalnya meja itu bagus) disini predikat dihubungkan dengan subyek berdasakan pengalaman indrawi. Ketiga , putusan sintesis apriori, dipakai sebagai suatu sumber pengetahuan kendati bersifat sintesis, tetapi bersifat apriori juga,(misalnya, putusan yang berbunyi “segala kejadian mempunyai sebab).[9]
3.      Kritik Atas Pertimbangan ( Critique of  Judgment )
            Kritik ketiga dari Kant atas rasionalisme dan empirisme adalah sebagaimana dalam karyanya Critique of  Judgment. Sebagai konsekuensi dari “Kritik atas Rasio Umum ” dan “Kritik atas Rasio Praktis” ialah munculnya dua lapangan tersendiri, yaitu lapangan keperluan mutlak di bidang alam dan lapangan kebebasan di bidang tingkah laku manusia. Maksud kritik der unteilskraft  ialah mengerti kedua persesuaian kedua lapangan ini. Hal ini terjadi dengan menggunakan konsep finalitas (tujuan).[10]
            Finalitas bisa besifat subyektif dan obyektif. Kalau finalitas bersifat subyektif, manusia mengarahkan obyek pada diri manusia sendiri.Inilah yang terjadi di dalam pengalaman estetis (seni). Dengan finalitas yang bersifat obyektif dimaksudkan keselarasan satu sama lain dari benda-benda dari benda-benda alam.[11]
            Adapun Inti dari Critique of  Judgment (Kritik atas pertimbangan) adalah sebagai berikut:
a. Kritik atas pertimbangan menghubungkan diantara kehendak dan pemahaman.
      b.Kehendak cernderung menuju yang baik, kebenaran adalah objek dari  pemahaman.
      c. Pertimbangan yang terlibat terletak diantara yang benar dan yang baik
      d. Estetika adalah cirinya tidak teoritis maupun praktis, ini adalah gejala yang ada pada dasar   subjektif.
      e. Teologi adalah teori tentang fenomena, ini adalah bertujuan: (a) subjektif (menciptakan kesenangan dan keselarasan) dan (b) objektif (menciptakan yang cocok melalui akibat-akibat dari pengalaman).
           
            Kritisisme Immanuel Kant sebenarya telah memadukan dua pendekatan alam pencarian keberadaan sesuatu yang juga tentang kebenaran substanstial dari sesuatu itu. Kant seolah-olah mempertegas bahwa rasio tidak mutlak dapat menemukan kebenaran, karena rasio tidak membuktikan, demikian pula pengalaman, tidak dapat dijadikan tolok ukur, karena tidak semua pengalaman benar-benar nyata dan rasional, sebagaimana mimpi yang nyata tetapi “tidak real”, yang demikian sukar untuk dinyatakan sebagai kebenaran.
            Dengan pemahaman tersebut, rasionalisme dan empirisme harusnya bergabung agar melahirkan suatu paradigma baru bahwa kebenaran empiris harus rasional, sebagaimana kebenaran rasional harus empiris.Jika demikian, kemungkinan lahir aliran baru yakni rasionalisme empiris
 
 
 Sumber : Drs. Atang Abdul Hakim, MA., Filsafat Umum dari Metologi sampai Teofiologi, (Bandung: Pustaka Setia, 2008)
Kritisisme Immanuel Kant (1724-1804) Immanuel Kant adalah filsuf modern yang paling berpengaruh. Pemikirannya yang analisis dan tajam memasang patok-patok yang mau tak mau menjadi acuan bagi segenap pemikiran filosofis kemudian, terutama dalam bidang epistimologi, metafisika dan etika. Kant dilahirkan di Konigsberg, prusia. Pada usia delapan tahun kant menjadi murid di gymnasium. Pada tahun 1740 kant meninggalkan gymnasium dan melanjutkan studinya tentang teologi di universits Konigsberg. Namun perhatiannya justru tercurah pada filsafat, ilmu pasti dan fisika. Karena tidak mampu membiayai studinya, Kant memperoleh uang studinya dari beasiswa. Setelah belajar filsafat, fisika dan ilmu pasti, kemudian ia menjadi guru besar dalam ilmu logika dan metafisika, juga di Konigsbergen. Hidupnya dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pra-kritis dan tahap kritis, dengan kira-kira tahun 1770 sebagai garis perbatasannya, yaitu ketika ia menerima jabatan guru besar. Sejak itu ia menyodorkan filsafatnya kepada dunia dengan penuh kepastian, sedang sebelumnya masih terdapat perubahan perubahan dalam tulisan tulisannya. Semula Kant dipengaruhi oleh rasionalisme Leibniz dan Wolf, kemudian dipengaruhi oleh empirisme Hume, sedang Rousseau juga menampakkan pengaruhnya. Menurut Kant sendiri Hume-lah yang menjadikan ia bangun dari tidurnya dalam dogmatisme. Hume berpendapat bahwa empiris adalah sebuah pengetahuan yang tak lebih dari kesan kesan indrawi saja, namun Kant bertentangan denagan filsafat Hume. Kant menulis tentang berbagai masalah dari bidang ilmu alam, ilmu pasti, dan filsafat. Kemudian, selama 11 tahun tak ada tulisan Kant apapun, itulah saat pemikiran Kant berubah.

Source: http://www.eurekapendidikan.com/2015/10/kritisisme-terhadap-pandangan-filsafat-Immanuel-kant.html
Disalin dan Dipublikasikan melalui Eureka Pendidikan
Kritisisme Immanuel Kant (1724-1804) Immanuel Kant adalah filsuf modern yang paling berpengaruh. Pemikirannya yang analisis dan tajam memasang patok-patok yang mau tak mau menjadi acuan bagi segenap pemikiran filosofis kemudian, terutama dalam bidang epistimologi, metafisika dan etika. Kant dilahirkan di Konigsberg, prusia. Pada usia delapan tahun kant menjadi murid di gymnasium. Pada tahun 1740 kant meninggalkan gymnasium dan melanjutkan studinya tentang teologi di universits Konigsberg. Namun perhatiannya justru tercurah pada filsafat, ilmu pasti dan fisika. Karena tidak mampu membiayai studinya, Kant memperoleh uang studinya dari beasiswa. Setelah belajar filsafat, fisika dan ilmu pasti, kemudian ia menjadi guru besar dalam ilmu logika dan metafisika, juga di Konigsbergen. Hidupnya dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pra-kritis dan tahap kritis, dengan kira-kira tahun 1770 sebagai garis perbatasannya, yaitu ketika ia menerima jabatan guru besar. Sejak itu ia menyodorkan filsafatnya kepada dunia dengan penuh kepastian, sedang sebelumnya masih terdapat perubahan perubahan dalam tulisan tulisannya. Semula Kant dipengaruhi oleh rasionalisme Leibniz dan Wolf, kemudian dipengaruhi oleh empirisme Hume, sedang Rousseau juga menampakkan pengaruhnya. Menurut Kant sendiri Hume-lah yang menjadikan ia bangun dari tidurnya dalam dogmatisme. Hume berpendapat bahwa empiris adalah sebuah pengetahuan yang tak lebih dari kesan kesan indrawi saja, namun Kant bertentangan denagan filsafat Hume. Kant menulis tentang berbagai masalah dari bidang ilmu alam, ilmu pasti, dan filsafat. Kemudian, selama 11 tahun tak ada tulisan Kant apapun, itulah saat pemikiran Kant berubah.

Source: http://www.eurekapendidikan.com/2015/10/kritisisme-terhadap-pandangan-filsafat-Immanuel-kant.html
Disalin dan Dipublikasikan melalui Eureka Pendidikan
Kritisisme Immanuel Kant (1724-1804) Immanuel Kant adalah filsuf modern yang paling berpengaruh. Pemikirannya yang analisis dan tajam memasang patok-patok yang mau tak mau menjadi acuan bagi segenap pemikiran filosofis kemudian, terutama dalam bidang epistimologi, metafisika dan etika. Kant dilahirkan di Konigsberg, prusia. Pada usia delapan tahun kant menjadi murid di gymnasium. Pada tahun 1740 kant meninggalkan gymnasium dan melanjutkan studinya tentang teologi di universits Konigsberg. Namun perhatiannya justru tercurah pada filsafat, ilmu pasti dan fisika. Karena tidak mampu membiayai studinya, Kant memperoleh uang studinya dari beasiswa. Setelah belajar filsafat, fisika dan ilmu pasti, kemudian ia menjadi guru besar dalam ilmu logika dan metafisika, juga di Konigsbergen. Hidupnya dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pra-kritis dan tahap kritis, dengan kira-kira tahun 1770 sebagai garis perbatasannya, yaitu ketika ia menerima jabatan guru besar. Sejak itu ia menyodorkan filsafatnya kepada dunia dengan penuh kepastian, sedang sebelumnya masih terdapat perubahan perubahan dalam tulisan tulisannya. Semula Kant dipengaruhi oleh rasionalisme Leibniz dan Wolf, kemudian dipengaruhi oleh empirisme Hume, sedang Rousseau juga menampakkan pengaruhnya. Menurut Kant sendiri Hume-lah yang menjadikan ia bangun dari tidurnya dalam dogmatisme. Hume berpendapat bahwa empiris adalah sebuah pengetahuan yang tak lebih dari kesan kesan indrawi saja, namun Kant bertentangan denagan filsafat Hume. Kant menulis tentang berbagai masalah dari bidang ilmu alam, ilmu pasti, dan filsafat. Kemudian, selama 11 tahun tak ada tulisan Kant apapun, itulah saat pemikiran Kant berubah.

Source: http://www.eurekapendidikan.com/2015/10/kritisisme-terhadap-pandangan-filsafat-Immanuel-kant.html
Disalin dan Dipublikasikan melalui Eureka Pendidikan
Kritisisme Immanuel Kant (1724-1804) Immanuel Kant adalah filsuf modern yang paling berpengaruh. Pemikirannya yang analisis dan tajam memasang patok-patok yang mau tak mau menjadi acuan bagi segenap pemikiran filosofis kemudian, terutama dalam bidang epistimologi, metafisika dan etika. Kant dilahirkan di Konigsberg, prusia. Pada usia delapan tahun kant menjadi murid di gymnasium. Pada tahun 1740 kant meninggalkan gymnasium dan melanjutkan studinya tentang teologi di universits Konigsberg. Namun perhatiannya justru tercurah pada filsafat, ilmu pasti dan fisika. Karena tidak mampu membiayai studinya, Kant memperoleh uang studinya dari beasiswa. Setelah belajar filsafat, fisika dan ilmu pasti, kemudian ia menjadi guru besar dalam ilmu logika dan metafisika, juga di Konigsbergen. Hidupnya dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pra-kritis dan tahap kritis, dengan kira-kira tahun 1770 sebagai garis perbatasannya, yaitu ketika ia menerima jabatan guru besar. Sejak itu ia menyodorkan filsafatnya kepada dunia dengan penuh kepastian, sedang sebelumnya masih terdapat perubahan perubahan dalam tulisan tulisannya. Semula Kant dipengaruhi oleh rasionalisme Leibniz dan Wolf, kemudian dipengaruhi oleh empirisme Hume, sedang Rousseau juga menampakkan pengaruhnya. Menurut Kant sendiri Hume-lah yang menjadikan ia bangun dari tidurnya dalam dogmatisme. Hume berpendapat bahwa empiris adalah sebuah pengetahuan yang tak lebih dari kesan kesan indrawi saja, namun Kant bertentangan denagan filsafat Hume. Kant menulis tentang berbagai masalah dari bidang ilmu alam, ilmu pasti, dan filsafat. Kemudian, selama 11 tahun tak ada tulisan Kant apapun, itulah saat pemikiran Kant berubah.

Source: http://www.eurekapendidikan.com/2015/10/kritisisme-terhadap-pandangan-filsafat-Immanuel-kant.html
Disalin dan Dipublikasikan melalui Eureka Pendidikan
Kritisisme Immanuel Kant (1724-1804) Immanuel Kant adalah filsuf modern yang paling berpengaruh. Pemikirannya yang analisis dan tajam memasang patok-patok yang mau tak mau menjadi acuan bagi segenap pemikiran filosofis kemudian, terutama dalam bidang epistimologi, metafisika dan etika. Kant dilahirkan di Konigsberg, prusia. Pada usia delapan tahun kant menjadi murid di gymnasium. Pada tahun 1740 kant meninggalkan gymnasium dan melanjutkan studinya tentang teologi di universits Konigsberg. Namun perhatiannya justru tercurah pada filsafat, ilmu pasti dan fisika. Karena tidak mampu membiayai studinya, Kant memperoleh uang studinya dari beasiswa. Setelah belajar filsafat, fisika dan ilmu pasti, kemudian ia menjadi guru besar dalam ilmu logika dan metafisika, juga di Konigsbergen. Hidupnya dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pra-kritis dan tahap kritis, dengan kira-kira tahun 1770 sebagai garis perbatasannya, yaitu ketika ia menerima jabatan guru besar. Sejak itu ia menyodorkan filsafatnya kepada dunia dengan penuh kepastian, sedang sebelumnya masih terdapat perubahan perubahan dalam tulisan tulisannya. Semula Kant dipengaruhi oleh rasionalisme Leibniz dan Wolf, kemudian dipengaruhi oleh empirisme Hume, sedang Rousseau juga menampakkan pengaruhnya. Menurut Kant sendiri Hume-lah yang menjadikan ia bangun dari tidurnya dalam dogmatisme. Hume berpendapat bahwa empiris adalah sebuah pengetahuan yang tak lebih dari kesan kesan indrawi saja, namun Kant bertentangan denagan filsafat Hume. Kant menulis tentang berbagai masalah dari bidang ilmu alam, ilmu pasti, dan filsafat. Kemudian, selama 11 tahun tak ada tulisan Kant apapun, itulah saat pemikiran Kant berubah.

Source: http://www.eurekapendidikan.com/2015/10/kritisisme-terhadap-pandangan-filsafat-Immanuel-kant.html
Disalin dan Dipublikasikan melalui Eureka Pendidikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar