Kamis, 22 Desember 2016

SEJARAH FILSAFAT & PERIODISASI PEMIKIRAN FILSAFAT

SEJARAH FILSAFAT & PERIODISASI PEMIKIRAN FILSAFAT
Sebelum membahas tentang sejarah perkembangan filsafat, kita lebih dulu memahami makna tentang Sejarah Filsafat. Sejarah filsafat adalah satu bidang ilmu yang mengkaji tentang sejarah perkembangan sejarah filsafat dari masa ke masa, tentang sistem-sistem filsafat serta penafsiran secara kritis hasil-hasil pemikiran para filsuf terhadap persoalan-persoalan filsafati. Pengertian lain adalah : suatu museum yang memuat koleksi raksasa dari pendapat-pendapat pemikir-pemikir besar mengenai misteri hidup. Koleksi ini bertambah terus menerus dan dibedakan tiga tradisi besar, yaitu : filsafat india, filsafat cina, dan filsafat barat[3].
Sulit untuk menentukan corak pemikiran filsafat barat di awal abad-21 ini, karena begitu luasnya permasalahan yang dibicarakan dalam dunia filsafat tersebut. Salah satu cara untuk mengetahui corak pemikiran filsafat barat ini adalah dengan melihat pada periodisasi yang dibuat oleh para ahli. Berikut akan kami paparkan periodisasi pemikiran filsafat barat :
1.      Zaman Yunani kuno (abad 7-5 SM)
Pada masa ini filsafat lebih bercorak “kosmosentris”, artinya para filsuf pada waktu itu mengarahkan perhatian mereka terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan terjadinya alam semesta. Mereka berupaya mencari jawaban tentang prinsip pertama (arkhe) dari alam semesta, oleh karena itu, mereka lebih dikenal dengan julukan “filsuf-filsuf alam”. Tokoh-tokohnya adalah Thales, anaximandros, anaximenes, dan lain-lain.
2.      Zaman Klasik Yunani (abad 5 SM – 2 M)
 
 
 Sumber : Alwasilah, A. Chaedar, Filsafat Bahasa dan Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya (2008)
Pada masa ini filsafat lebih bercorak “ antrophosentris” artinya, para filsuf pada periode ini menjadikan manusia atau (antrophos) sebagai objek pemikiran filsafat mereka. Mereka berupaya mencari jawaban tentang masalah etika (filsafat tingkah laku ) dan juga hakekat manusia. Tokoh-tokohnya, Socrates, Plato, Aristoteles. Mereka dijuluki filsuf klasik karena ide mereka tetap actual.
3.      Abad pertengahan (abad 2 M- 14 M)
Pada masa ini filsafat lebih bercorak teosentris, artinya para filsuf pada periode ini menjadikan filsafat sebagai abdi Agama atau filsafat diarahkan pada masalah ketuhanan, suatu karya filsafat dinilai benar sejauh tidak menyimpang dari ajaran Agama (Christiany). Tokoh-tokohnya, Augustinus dan Thomas Aquinas.
4.      Zaman renaissance (abad 14-16)
Pada zaman ini ahli fikir berupaya melepaskan diri dari dogma-dogma agama. Bagi mereka citra filsafat yang paling bergengsi adalah zaman klasik Yunani. Oleh karen itu mendambakan kelahiran kembali filsafat yang bebas, yang tidak terikat pada ajaran agama. Cita-cita ini terwujud dengan baik karena ditunjang oleh faktor penyebab sebagai berikut :
a.       Pudarnya kewibawaan dewan gereja pada masa itu karena terlalu banyak mencampuri kegiatan-kegiatan ilmiah. Misalnya hukuman bakar yang dikenakan terhadap Bruno lantaran kegiatan ilmiahnya dianggap tidak sesuai dengan ajaran agama.
b.      Orang tidak lagi mempercayai nilai-nilai universal yang dianggap terlau abstrak. Orang-orang pada masa itu lebih mendambakan nilai-nilai individual yang bersifat konkrit dan lebih banyak memberikan kesempatan untuk menggunakan akal fikir secara bebas.
5.      Abad Modern (abad 16-19)
Corak pemikiran filsafat pada masa ini kembali pada masalah “Antrophosentris”, serupa dengan zaman klasik Yunani, namun lebih mengagungkan kemampuan akal fikir manusia. Tokoh-tokohnya adalah : Descartes, Hume, I.Kant, Hegel dan A. Comte.
6.      Abad ke-20- sekarang
Meskipun sulit untuk menentukan corak pemikiran filsafat yang khas pada masa ini, namun banyak ahli filsafat yang menganggap filsafat yang bercorak “Logosentris” lebih dominan daripada yang lain. “Logosentris” artinya, kebanyakan filsuf pada masa ini melihat bahasa sebagai objek terpenting pemikiran mereka. Tokoh-tokohnya adalah: G.E. Moore, Russel, Wittgenstein, Ryle Austin.[4]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar