SEJARAH FILSAFAT & PERIODISASI PEMIKIRAN FILSAFAT
Sebelum membahas tentang sejarah perkembangan filsafat, kita lebih
dulu memahami makna tentang Sejarah Filsafat. Sejarah filsafat adalah satu
bidang ilmu yang mengkaji tentang sejarah perkembangan sejarah filsafat dari
masa ke masa, tentang sistem-sistem filsafat serta penafsiran secara kritis
hasil-hasil pemikiran para filsuf terhadap persoalan-persoalan filsafati.
Pengertian lain adalah : suatu museum yang memuat koleksi raksasa dari
pendapat-pendapat pemikir-pemikir besar mengenai misteri hidup. Koleksi ini
bertambah terus menerus dan dibedakan tiga tradisi besar, yaitu : filsafat
india, filsafat cina, dan filsafat barat[3].
Sulit
untuk menentukan corak pemikiran filsafat barat di awal abad-21 ini, karena
begitu luasnya permasalahan yang dibicarakan dalam dunia filsafat tersebut.
Salah satu cara untuk mengetahui corak pemikiran filsafat barat ini adalah
dengan melihat pada periodisasi yang dibuat oleh para ahli. Berikut akan kami
paparkan periodisasi pemikiran filsafat barat :
1. Zaman Yunani kuno (abad 7-5 SM)
Pada masa
ini filsafat lebih bercorak “kosmosentris”, artinya para filsuf pada waktu itu
mengarahkan perhatian mereka terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan
terjadinya alam semesta. Mereka berupaya mencari jawaban tentang prinsip
pertama (arkhe) dari alam semesta, oleh karena itu, mereka lebih dikenal dengan
julukan “filsuf-filsuf alam”. Tokoh-tokohnya adalah Thales, anaximandros,
anaximenes, dan lain-lain.
2. Zaman Klasik Yunani (abad 5 SM – 2 M)
Sumber : Alwasilah, A.
Chaedar, Filsafat Bahasa dan Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya
(2008)
Pada masa ini filsafat lebih bercorak “
antrophosentris” artinya, para filsuf pada periode ini menjadikan manusia atau
(antrophos) sebagai objek pemikiran filsafat mereka. Mereka berupaya mencari
jawaban tentang masalah etika (filsafat tingkah laku ) dan juga hakekat
manusia. Tokoh-tokohnya, Socrates, Plato, Aristoteles. Mereka dijuluki filsuf
klasik karena ide mereka tetap actual.
3. Abad pertengahan (abad 2 M- 14 M)
Pada masa ini filsafat lebih bercorak teosentris, artinya para filsuf
pada periode ini menjadikan filsafat sebagai abdi Agama atau filsafat diarahkan
pada masalah ketuhanan, suatu karya filsafat dinilai benar sejauh tidak
menyimpang dari ajaran Agama (Christiany). Tokoh-tokohnya, Augustinus dan Thomas
Aquinas.
4.
Zaman renaissance (abad 14-16)
Pada zaman ini ahli fikir berupaya melepaskan diri
dari dogma-dogma agama. Bagi mereka citra filsafat yang paling bergengsi adalah
zaman klasik Yunani. Oleh karen itu mendambakan kelahiran kembali filsafat yang
bebas, yang tidak terikat pada ajaran agama. Cita-cita ini terwujud dengan baik
karena ditunjang oleh faktor penyebab sebagai berikut :
a.
Pudarnya kewibawaan dewan gereja
pada masa itu karena terlalu banyak mencampuri kegiatan-kegiatan ilmiah.
Misalnya hukuman bakar yang dikenakan terhadap Bruno lantaran kegiatan
ilmiahnya dianggap tidak sesuai dengan ajaran agama.
b.
Orang tidak lagi mempercayai
nilai-nilai universal yang dianggap terlau abstrak. Orang-orang pada masa itu
lebih mendambakan nilai-nilai individual yang bersifat konkrit dan lebih banyak
memberikan kesempatan untuk menggunakan akal fikir secara bebas.
5.
Abad Modern (abad 16-19)
Corak pemikiran filsafat pada masa ini kembali pada
masalah “Antrophosentris”, serupa dengan zaman klasik Yunani, namun lebih
mengagungkan kemampuan akal fikir manusia. Tokoh-tokohnya adalah : Descartes,
Hume, I.Kant, Hegel dan A. Comte.
6.
Abad ke-20- sekarang
Meskipun
sulit untuk menentukan corak pemikiran filsafat yang khas pada masa ini, namun
banyak ahli filsafat yang menganggap filsafat yang bercorak “Logosentris” lebih
dominan daripada yang lain. “Logosentris” artinya, kebanyakan filsuf pada masa
ini melihat bahasa sebagai objek terpenting pemikiran mereka. Tokoh-tokohnya
adalah: G.E. Moore, Russel, Wittgenstein, Ryle Austin.[4]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar