Kamis, 22 Desember 2016

Filsuf-Filsuf tentang Alam

Filsuf-Filsuf tentang Alam
-            Thales (624 SM-546 SM)
Thales lahir di  miletus  digelari bapak filsafat karena dialah orang yang mula - mula berfilsafat. Ia adalah seorang politikus, ahli geometri dan pemikir. Ia juga berjasa dengan meramalkan secara tepat gerhana matahari pada tahun 585 SM. Thales di anggap sebagai Filsuf pertama di Yunani. Ia adalah filsuf yang berusaha untuk menemukan asas atau prinsip alam semesta. Ia tidak tertarik pada mitos tetapi pada pengetahuan mengenai dunia dan bintang. Gelar itu diberikan karena ia mengajukan pertanyaan yang amat mendasar, yang jarang diperhatikan orang, juga orang jaman sekarang. Apa sebenarnya bahan alam semesta ini? Ia sendiri menjawab air. Jawaban ini sebenarnya amat sederhana dan belum tuntas. Belum tuntas karena dari apa air itu ? Thales mengambil air sebagai alam semesta barang kali karena ia melihat nya sebagai sesuatu yang amat diperlukan dalam kehidupan, dan menurut pendapatnya bumi ini terapung di atas air. Menurutnya, prinsip pertama alam semesta ini adalah air. Semua bermula dari air dan berakhir ke air juga. Tidak ada kehidupan tanpa ada air. Tidak ada satu makhluk hidup pun bisa bisa hidup tanpa air, termasuk juga Manusia. Saat ini sejumlah Ilmuwan dalam bidang kedokteran pun menyebutkan bahwa unsur terbanyak dalam tubuh manusia yaitu air ( di atas dari 80%).
Selain hal di atas Thales juga mengembangkan astronomi dan matematika dengan mengemukakan pendapat bahwa bulan bersinar karena memantulkan cahaya matahari, menghitung terjadinya gerhana matahari, dan bahwa kedua sudut alas dari suatu segi tiga sama kaki sama besarnya.[2]
-            Anaximandros (610 SM – 546 SM)
Anaximandros adalah murid dari thales. Dia mencoba menjelaskan bahwa substansi pertama itu bersifat kekal dan ada dengan. Anaximandros mengatakan itu udara. Udara merupakan sumber segala kehidupan. Dia adalah orang yang berjasa dalam dunia astronomi dan geografi sebab dia orang pertama yang membuat peta. Anaximandros juga mencari prinsip terakhir yang dapat memberikan 1`pengertian mengenai kejadian-kejadian dalam alam semesta. Seperti yang dilakukan gurunya, Anaximandros juga mencari arkhe ( asas pertama alam semesta ). Pemikirannya dalam memberikan pendapat tentang arkhe adalah ia tidak menunjuk pada salah satu unsur yang dapat di amati oleh panca indra, tetapi ia menunjuk dan memilih pada sesuatu yang tidak dapat di amati oleh panca indra, yaitu to apeiron, “ yang tak terbatas”. Alasannya, sesuatu yang fisik pasti berubah, sedangkan yang berubah pasti bukan arkhe.[3]
Pendapatnya yang lain adalah bumi seperti silinder, lebarnya tiga kali lebih besar dari tinggi nya. Bumi tidak terletak atau bersandar pada sesuatu apa pun. Mengapa bumi tidak jatuh? Karena bumi berada pada pusat jagad raya. Pemikirannya ini harus kita pandang sebagai titik ajaran yang mengherankan bagi orang-orang modern.
-            Anaximenes (585-528 SM)
Dia adalah murid Anaximandros yang secara substansial pemahamannya tentang alam tidak berbeda dengan gurunya. Ia berpendapat bahwa prinsip yang merupakan asal-usul segala sesuatu yaitu udara. Kenapa udara? Karena udara merupakan bahan dasar yang membentuk semua benda yang ada dalam alam semesta. Jika kumpulan udara sangat banyak maka ia berubah bentuk menjadi awan atau sesuatu yang dapat dipandang oleh mata, jika basah maka ia menjadi air hujan, dan jika awan menjadi semakin padat, maka ia menjadi tanah atau batu atau bahkan badan manusia. Menurutnya jiwa menjamin kesatuan tubuh kita demikianpun udara meliputi segala-galanya. Jiwa sendiri juga tidak lain dari udara saja yang dipupuk dengan bernafas. Maka dia merupakan yang pertama berpikir persamaan antara tubuh manusia dan jagat raya. Pandangan tersebut didasarkan atas alasan:
a.         Udara terdapat dimana-mana, dunia itu diliputi oleh udara, tidak ada satu ruanganpun tidak terdapat udara didalamnya maka udara itu tidak ada habisnya.
b.         Keistimewaan udara yaitu senantiasa bergerak oleh karena itu udara memegang peranan yang penting dalam berbagai perubahan dalam alam ini.
c.         Udara adalah unsur kehidupan karena tak ada sesuatupun yang hidup tanpa udara.
Demikianlah, karena filsafat mereka memfokuskan diri pada kejadian dan gejala alam semesta, maka filsafat mereka disebut dengan filsafat alam. Thales mengasalkan bahwa penciptaan alam ini bersumber dari air, anaximandros pada to apeiron, dan anaximenes pada Udara.
 
 
Sumber : 
Abidin, Zainal. 2011. Pengantar Filsafat Barat. Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar