Kamis, 22 Desember 2016

Tokoh- Tokoh Rasionalisme

Tokoh-Tokoh Rasionalisme

1). Rene Descartes
Filsuf yang pertama adalah Rene Descartes (31 Maret 1596 – 11 Februari 1650) adalah sorang filsuf Perancis, matematikawan, fisikawan dan penulis. Dia dijuluki “Bapak Filsafat Modern” dengan konsep skeptisisme, karena ia berperan besar dalam membangun sistem pertama filsafat modern. Selain itu dia juga dinobatkan sebagai bapak geometri analitis karena sumbangannya yang penting terhadap ilmu aljabar dan karena penemuannya tentang sistem kordinat Cartesius. Descartes adalah seorang tokoh besar pada abad ke-17 sebagai seorang filsuf rasionalisme yang menyangsikan segala sesuatu untuk menemukan sebuah kebenaran, dia bukan penganut skeptisme yang mneyangsikan segalanya, tetapi dia hanya sangsi pada sisi metodis saja, hal kemudian menginspirasi pemikiran Spinoza dan Leibniz.
2). Gottfried Wilhelm Liebniz
Tokoh selanujtnya Liebniz  yang dilahirkan pada tahun 1646 M dan meninggal pada tahun 1716 M. Metafisikanya adalah ide tentang subtansi yang dikembangkan dalam konsep monad. Metafisika Liebniz sama-sama memusatkan perhatian pada subtansi.
3). De Spinoza
Bagi De Spinoza (1632-1677) lahir di Amsterdam, menurut dia alam semesta ini, mekanisme dan keseluruhannya, bergantung kepada sebab. Dengan pembahsan yang sama de spinoza berpandangan tentang subtansi itu hanya satu,yaitu Allah, yang meliputi dunia dan manusia, maka kemudian tokoh  ini disebut Panteisme ( Allah disamakan dengan segala sesuatu yang ada). 
Dalam perkembangannya rasionalisme diusung oleh banyak tokoh, masing-masingnya dengan ajaran-ajaran yang khas, namun tetap dalam satu koridor yang sama. Pada abad ke-17 terdapat beberapa tokoh kenamaan seperti Nicolas Malerbranhce(1638-1775), Christian Wolff (1679-1754)dan Blaise Pascal(1623-1662). Dalam pemikiran Pascal berbeda dengan Descartes terutama dalam penerimaan ilmu pasti sebagai sesuatu yang istimewa dalam filsafat, karena ada yang lebih penting dari pada  akal (reason) yakni hati, akal hanya menghasilkan pengetahuan yang dingin, sedang hati memberikan pengetahuan dimana cinta juga mempunyai peranan.


Sumber :  Ash Sadr, Baqir.  falsafatuna ; Pandangan Mbaqir ash sadr tentang Pelbagai aliran filsafat Dunia.(terj. Nur Mufid), Bandung : Mizan, 1999.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar