1.
Kontroversi
yang dilematis
Dalam pemikiran aksiologi sering muncul pandangan
kontroversial bahkan dilematis dalam pengembangan ilmu. Hal tersebut terjadi
dalam kasus-kasus pemikiran ilmu belakangan ini yaitu Aksiologi adalah filsafat nilai.
Aspek nilai ini ada kaitannya dengan kategori: (1) baik dan buruk; serta (2)
indah dan jelek. Kategori nilai yang pertama di bawah kajian filsafat tingkah
laku atau disebut etika, sedang kategori kedua merupakan objek kajian filsafat
keindahan atau estetika.
Ilmu
tidak saja menjelaskan gejala-gejala alam untuk pengertian dan pemahaman. Namun
lebih jauh lagi bertujuan memanipulasi factor-faktor yang terkait dalam gejal;a
tersebut untuk mengontrol dan mengarahkan proses yang terjadi. Misal, ilmu
mengembangkan teknologi untuk mencegah banjir. Bertrand Russell menyebut
perkembangan ini sebagi peralihan ilmu dari tahap kontemplasi ke manipulasi.
Dalam tahap manipulasi inilah maka masalah moral muncul kembali namun dalam kaitan
dengan factor lain. Kalau dalam tahap kontemplasi masalah moral bersangkutan
dengan metafisika keilmuan maka dalam tahap manipulasi ini berkaitan dengan
masalah cara penggunaan pengetahuan ilmiah atau secara filsafat dapat
dikatakan, dalam tahap pengmbangan konsep terdapat masalah moral yang di tinjau
dari segi ontology keilmuan sedangkan dalam tahap pengembangan konsep terdapat
masalah moral ditinjau dari segi aksiologi keilmuan.
2.
Misteri
kehidupan
Filsafat manusia perlu dipelajari
karena manusia mempunyai kemampuan dan kekuatan untuk menyelidiki dan
menganalisis sesuatu secara mendalam. Manusia berpikir
dan menganalisa banyak hal.[1]
Pada suatu titik manusia akan sampai kepada saat di mana dia akan bertanya
mengenai arti keberadaannya sendiri sebagai manusia. Dengan demikian
filsafat manusia mengantar manusia untuk menyelami kehidupannya sendiri, dan
sangat mungkin mendapat pencerahan mengenai menjadi manusia yang lebih utuh.
Dalam sejarah, manusia selalu berusaha memecahkan permasalahan pokok
tentang makna dan eksistensinya yang selalu sulit memperoleh jawaban. Filsafat
manusia ada untuk mendorong manusia mencari hakikatnya
3.
Karakteristik
biologis manusia
Setiap individu mempunyai karakteristik bawaan (heredity)
dan karakteristik yang dipengaruhi oleh lingkungan. Karakteristik bawaan
merupakan karakteristik keturunan yang dibawa sejak ia lahir baik yang
berhubungan dengan faktor biologis maupun sosial psikologis. Keyakinan masa
lalu mengatakan bahwa kepribadian terbawa pembawaan dan lingkungan; merupakan
dua faktor yang terbentuk karena dua faktor yang terpisah, masing-masing
mempengaruhi kepribadian dan kemampuan individu bawaan dan lingkungan dengan
caranya masing-masing. Namun setelah disadari bahwa apa yang dipikirkan dan
dikerjakan oleh seseorang atau apa yang dirasakan oleh siapapun merupakan hasil
dari perpaduan dari apa yang ada di antara faktor-faktor biologis yang
diturunkan dan pengaruh lingkungan.
Seorang anak memulai pendidikan formalnya di
tingkat TK kira-kira pada usia 4-6 tahun. Tanpa memperdulikan berapa umur anak,
karakteristik pribadi dan kebiasaan-kebiasaan yang dibawa ke sekolah akhirnya
terbentuk oleh pengaruh lingkungan dan hal itu tampak sebagai pengaruh penting
terhadap keberhasilannya di sekolah dan masa perkembangan hidupnya di kemudian
hari. Nature dan nurture merupakan istilah yang biasa
digunakan untuk menjelaskan karakteristik individu dalam hal fisik, mental, dan
emosional pada setiap tingkat perkembangan. Karakteristik yang berhubungan
dengan perkembangan faktor biologis cenderung lebih bersifat tetap, sedang
karakteristik yang berkaitan dengan sosial psikologis lebih banyak dipengaruhi
oleh faktor lingkungan. Seorang bayi merupakan pertemuan antara dua garis
keluarga, yaitu keluarga ayah dan ibu. Saat terjadinya pembuahan atau konsepsi
kehidupan yang baru itu secara berkesinambungan dipengaruhi oleh banyak faktor
lingkungan yang membantu mengembangkan potensi-potensi biologis demi
terbentuknya tingkah laku manusia yang dibawa sejak lahir. Hal tersebut bisa
membentuk pola karakteristik tingkah laku yang dapat mewujudkan seseorang
sebagai individu yang berkarakteristik bebrbeda dengan individu-individu yang
lainnya.
Sumber :
Wowo Sunaryo Kuswana (2013). Filsafat
Pendidikan Teknologi, Vokasi dan Kejuruan. Bandung: Alfabeta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar