Secara etimologi (Bahasa). Kata ‘filsafat’ berasal
dari bahasa Yunani, yaitu philosophia. Kata
philosophia ini dalam bahasa Arab
disebut falsafah, dalam bahasa
Inggris disebut philosophy, dan dalam
bahasa Indonesia disebut filsafat. Philosophia
sendiri terbentuk dari dua kata, yaitu philo
yang artinya cinta dan shophia yang
berarti kebijaksanaan. Dengan demikian, philoshopia
atau filsafat, secara etimologi, artinya cinta kebijaksanaan.
Menurut Masykur Arif Rahman, kata cinta
kebijaksanaan ini mempunyai arti luas. Cinta bisa berarti cita-cita atau
keinginan. Orang yang memiliki cinta atau keinginan akan berusaha menggapai
sesuatu yang ia inginkan, atau akan berusaha meraih yang dicintai. Sedangkan
kebijaksaan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia memiliki beberapa pengertian, yaitu selalu menggunakan akal budi
(pengalaman dan pengetahuannya), arif, cakap, cermat, pandai, dan hari-hati.
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kebijaksanaan adalah
pengetahuan dan kepandaian yang mendalam. Jadi, secara sederhana “cinta
kebijaksanaan” atau filsafat dapat dipahami sebagai keinginan untuk mengetahui
segala sesuatu secara mendalam.
Adapun pengertian filsafat secara terminologis atau
istilah merujuk pada beberapa pendapat beberapa ahli yang mencoba mendefinisikan
istilah filsafat.
Plato mendefinisikan filsafat adalah pengetahuan
yang berminat mencapai pengetahuan yang asli. Sedangkan Aristoteles memberikan
pengertian filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang
terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi,
politik, dan estetika (filsafat keindahan).
Dengan memperhatikan batasan-batasan yang tentunya
masih banyak yang belum dicantumkan, dapat ditarik benang merahnya sebagai
kesimpulan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala
sesuatu yang ada secara mendalam dengan mempergunakan akal sampai pada
hakikatnya.
Sejalan dengan pembahasan diatas, maka pengertian filsafat administrasi adalah proses
berpikir secara matang, berstruktur, dan mendalam terhadap hakikat dan makna
yang terkandung dalam materi ilmu administrasi .
Memang disadari atau tidak, sesungguhnya ilmu administrasi memfokuskan diri
terhadap aspek manusia, terutama pelaksanaa aktifitas, dilakukan secara
kerjasama. Dalam mewujudkan kerja sama diperlukan kematang pengaturan dan
ketertiban dalam keteraturan agar upaya pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya dapat terwujud dengan baik dan memuaskan dari seluruh yang terlibat.
Sumber :
Makmur, Filsafat Administrasi, Jakarta : Bumi Aksara, Cetakan ke-3, 2012
Makmur, Filsafat Administrasi, Jakarta : Bumi Aksara, Cetakan ke-3, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar