Kamis, 22 Desember 2016

Manfaat Mempelajari Filsafat

Manfaat Mempelajari Filsafat
Menurut Harold H. Titus, filsafat adalah suatu usaha untuk memahami alam semesta, maknanya dan nilainya. Oemar A. Hosein mengatakan: Ilmu memberi kepada kita pengetahuan, dan filsafat memberikan hikmah. Filsafat memberikan kepuasan kepada keinginan manusia akan pengetahuan yang tersusun dengan tertib, akan kebenaran. Radhakrishnan dalam bukunya, History of Philosophy menyebutkan: Tugas filsafat bukanlah sekedar mencerminkan semangat masa ketika kita hidupi, melainkan membimbingnya maju. Fungsi filsafat adalah kreatif, menerapkan nilai, menerapkan tujuan, menentukan arah dan menuntun pada jalan baru.
Berbeda dengan pendapat Soemadi Soejabrata, yaitu mempelajari filsafat adalah untuk mempertajam pikiran maka H. De Vos berpendapat bahwa filsafat tidak hanya cukup diketahui, tetapi harus dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan filsafat adalah mencari hakikat kebenaran sesuatu, baik dalam logika (kebenaran berpikir), etika (berperilaku), maupun Metafisika (hakikat keaslian).Manfaat mempelajari filsafat ada bermacam-macam. Namun sekurang-kurangnya ada empat macam faedah, yaitu :
1.    Agar terlatih berpikir serius
2.    Agar mampu memahami filsafat
3.    Agar mungkin menjadi filsafat
4.    Agar menjadi warga negara yang baik
Berfilsafat ialah berusaha menemukan kebenaran tentang segala sesuatu dengan menggunakan pemikiran secara serius. Kemampuan berpikir serius diperlukan oleh orang biasa, penting bagi orang-orang penting yang memegang posisi penting dalam membangun dunia. Plato menghendaki kepala negara seharusnya filosuf. Belajar filsafat merupakan salah satu bentuk latihan untuk memperoleh kemampuan memecahkan masalah secara serius, menemukan akar persoalan yang terdalam, menemukan sebab terakhir satu penampakkan.[5]
Dengan uraian di atas jelaslah bagi kita bahwa secara kongkrit manfaat mempelajari filsafat adalah :
1.      Filsafat menolong mendidik, membangun diri kita sendiri; dengan berpikir lebih mendalam, kita mengalami dan menyadari kerohanian kita. Rahasia hidup yang kita selidiki justru memaksa kita berpikir,untuk hidup dengan sesadar-sadarnya, dan memberikan isi kepada hidup kita sendiri.
2.      Filsafat memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan memecahkan persoalan-persoalan dalam hidup sehari-hari. Orang yang hidup secara dangkal saja,tidak mudah melihat persoalan-persoalan, apalagi melihat pemecahannya. Daalam filsafaat kita di latih melihat dulu apa yang menjadi persoalan dan ini merupakan syarat mutlak untuk memacahkaannya.
3.         Filsafat memberikan pandangan yang luas, membendung akuisme dan aku-sentrisme (dalam segala hal yang melihat dan mementingkan kepentingan dan kesenangan si aku ).
4.         Filsafat merupakan latihan untuk berpikir sendiri, hingga kita tak hanya ikut-ikutan saaja, membuntut pada pandangan umum, percaya akan setiap seboyan  dalam surat kaabar, tetapi secara kritis menyelidiki apa yang dikemukakan orang, mempunyai pendapat sendiri, berdiri sendiri, dengan cita-cita mencari kebenaran.
5.         Filsafat memberikan dasar,-dasar, baik untuk hidup kita sendiri (terutama dalam etika) maupun untuk ilmu-ilmu pengetahuan dan lainnya, seperti sosiologi, Ilmu jiwa, ilmu mendidik, dan sebagainya.
Studi filsafat harus membantu orang-orang untuk membangun keyakinan keagammaan atas dasar yang matang secara intelektual. Filsafat dapat mendukung kepercayaan keagamaan seseorang, asal saja kepercayaan tersebut tidak bergantung kepada konsepsi, yang pra ilmiah, yang usang, yang sempit dan yang dogmatis. Urusan (concerns) utama agama ialah harmoni, pengaturan, ikatan, pengabdian, perdamaian, kejujuran, pembebasan, dan Tuhan.
Tujuan filsafat adalah mencari hakikat dari suatu objek atau gejala secara mendalam, sedangkan pada ilmu pengetahuan empiris hanya membicarakan gejala-gejala. Membicarakan gejala untuk masuk kepada hakikat itulah yang menjadi fokus filsafat.Untuk sampai kepada hakikat harus melalui suatu metode yang khas dari filsafat. Jadi, dalam filsafat itu harus reflektif, radikal, dan integral. Reflektif di sini berarti manusia  menangkap objek secara intensional, dan sebagai hasil dari proses tersebut adalah keseluruhan nilai dan makna yang diungkapkan manusia dari objek yang di hadapinya.Filsafat juga bersifat integral yang berarti mempunyao kecenderungan untuk memperoleh pengetahuan yang utuh sebagai suatu keseluruhan. Jadi, Filsafat ingin memandang  objeknya secara utuh. Filsafat membahas lapisan terakhir dari segala sesuatu atau membahas yang paling mendasar.



Sumber : 
Syadali, Ahmad Dan Mudzakir. Filsafat Umum. Cet II ; Bandung: Pustaka Setia, 2004.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar