Kita pada maklum bahwa kerja filsafat adalah dimulai dari suatu
peranyataan kritis tentang sesuatu realitas yang tidak hanya mempertanyakan
tentang dunia yang konkrit, tetapi juga sebagian realitas yang oleh sebagian
orang dianggap tabu untuk dipertanyakan. Bagi filsafat seluruh realitas adalah
layak untuk dipertanyakan. Bagi filsafat pertanyaan itu bukanlah sekedar
bertanya, tapi diharapkan berupa pertanyaan yang kritis tentang apa saja.
“Filsafat harus mengkritik pertanyaan-pertanyaan yang tidak mamadai dan harus ikut mencari jawaban yang benar”, kata Franz Magnis-Suseno. Atau seperti kata Robert Spaemann : ”Yang baik tidak dapat terletak dalam pertanyaan sendiri, melainkan harus dalam jawaban”. Itu sudah menjadi pertanyaan para filosof tempo dulu, dari Socrates sampai Ibnu Rusd dari Andalusia.
Berikut ini akan dikemukakan beberapa masalah kebahasaan yang memerlukan analisis atau kerja filsafat dalam memahami dan memecahkannnya, antara lain :
“Filsafat harus mengkritik pertanyaan-pertanyaan yang tidak mamadai dan harus ikut mencari jawaban yang benar”, kata Franz Magnis-Suseno. Atau seperti kata Robert Spaemann : ”Yang baik tidak dapat terletak dalam pertanyaan sendiri, melainkan harus dalam jawaban”. Itu sudah menjadi pertanyaan para filosof tempo dulu, dari Socrates sampai Ibnu Rusd dari Andalusia.
Berikut ini akan dikemukakan beberapa masalah kebahasaan yang memerlukan analisis atau kerja filsafat dalam memahami dan memecahkannnya, antara lain :
1.
Masalah
“bahasa’ pertama dan mendasar adalah apa hakikat bahasa itu ? mengapa bahasa
itu harus ada pada manusia dan merupakan cirri utama manusia. Apa pula hakikat
manusia itu, dan bagaimana hubungan antara “bahasa” dan “manusia” itu.
2.
Apakah perbedaan utama antara “bahasa” manusia
dan bahasa di luar manusia, seperti bahasa binatang dan atau bahasa makhluk
lain. Apa persamaannya dan apa pula perbedaannya.
3.
Apa
hubungan antara bahasa dan akal, dan juga apa hubungannya antara bahasa dengan
hati, intuisi dan fenomena batin manusia lainnya.
Problem-problem tersebut, merupakan sebagian dari
contoh-contoh problematika kebahasaan, yang dalam pemecahannya memerlukan
usaha-usaha pemikiran yang dalam dan sistematis atau analisis filsafat.
Agar ada sedikit gambaran, berikut ini akan diuraikan secara singkat mengenai hubungan fungsional antara bahasa dan filsafat. Diantaranya adalah sebagai berikut :
Agar ada sedikit gambaran, berikut ini akan diuraikan secara singkat mengenai hubungan fungsional antara bahasa dan filsafat. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1.
Filsafat,
dalam arti analisis merupakan salah satu metode yang digunakan oleh para
filosof dan ahli filsafat dalam memecahkan , seperti mengenai apakah hakikat
bahasa itu, atau pernyataan dan ungkapan bahasa yang bagaimana yang dapat
dikategorikan ungkapan bahasa bermakna dan tidak bermakna.
2.
Filsafat, dalam arti pandangan atau aliran
tertentu terhadap suatu realitas, misalnya filsafat idealism, rasionalisme,
realism, filsafat analitif, Neo-Posotovisme, strukturalisme, posmodernisme, dan
sebagainya, akan mewarnai pula pandangan para ahli bahasa dalam mengembangkan
teori-teorinya. Aliran filsafat tertentu akan mempengaruhi dan memberikan
bentuk serta corak tertentu terhadap teori-teori kebahasaan yang telah
dikembangkan para ahli ilmu bahasa atas dasar aliran filsafat tersebut. Sebut
saja “Sausurian”, adalah suatu aliran linguistic dan ilmu sastra yang
dikembangkan di atas bangunan filsafat strukturalisme Ferdinand de Saussure.
3.
Filsafat, juga berfungsi member arah agar
teorai kebahasaan yang telah dikembangkan para ahli ilmu bahasa, yang
berdasarkan dan menurut pandangan dan aliran filsafat tertentu, memiliki
relevansi dan realitas kehidupan ummat manusia.
4.
Filsafat, termasuk juga filsafat bahasa, juga
mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan
teori-teori kebahasan menjadi ilmu bahasa (linguistic) atau ilmu sastra. Suatu
teori kebahasaan yang dikembangkan oleh suatu aliran filsafat tertentu, akan
menghasilkan forma aliran ilmu bahasa tertentu pula. Hal ini akan sangat
bermanfaat bagi pengembangan ilmu kebahasaan secara berkelanjutan.
SSumber :
Surajiyo,Drs.2007. Filasafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Surajiyo,Drs.2007. Filasafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar