DOMINASI FILSAFAT NEOIDEALISME - NEOHEGELIANISME
Pada pertengahan abad ke-19 aliran filsafat Idealisme masuk
ke Inggris. Hingga pada awal abad ke-20 aliran filsafat ini mengalahkan
dominasi filsafat empirisme yang telah lama menjadi ciri utama tradisi
filsafat di Inggris. Pada waktu itu aliran ini dikenal dengan sebutan neo-idealisme
atau dengan neo-hegelianisme (idealisme-neohegelianisme). Hal ini karena
sumber inspirasi utama filsafat Idealisme Inggris adalah filsafat
hegelianisme. Diantara tokoh-tokohnya adalah adalah T.H.
Green (1836-1882), Edward Cairdd (1835-1908), John Chaird (1820-1898), Francis
Herbert Bradley (1846-1924), Bernard Bosanquet (1848-1923), dan J.E. Mctaggart
(1846-1925).
Peristiwa mendominasinya filsafat neo-hegelianisme di
Inggris adalah ketika ajaran Hegel sendiri tidak populer lagi di negeri
asalnya. Itu terjadi kurang lebih seratus tahun setelah kematian Idealisme Jerman.
munculnya neo-idealisme atau neo-hegelianisme di Inggris adalah
sebagai reaksi atas materialisme dan positivisme yang merajalela di Eropa pada
waktu itu dan khususnya atas filsafat John Stuart Mill (1806-1873) yang
menguasai generasi para filosof Inggris sebelum menculnya Idealisme.
Menurut William James, masuknya filsafat Idealisme Hegel di
Inggris telah mempengaruhi agama Kristen. Dan ia dapat memberikan “Tulang
Punggung” kuasa-metafisis
yang selalu dibutuhkan oleh teologi ini. Jadi dapat disimpulkan bahwa munculnya
filsafat neohegelianisme di Inggris semula diharapkan dapat memberikan
dasar pijakan filosofis bagi teologi Kristen. Hal ini mengingat selama
berabad-abad tradisi empirisme dan bahkan materialisme mendominasi tataran
pemikiran kefilsafatan di Inggris.
Kedua aliran ini ( empirisme dan materialisme) sama sekali tidak memberikan
ruang metafisis bagi suatu doktrin agama. Sudah tentu ini sangat berbeda dengan
filsafat idealisme yang sangat besar dipengaruhi oleh pikiran Plato dan
neo-Platonisme yang sangat dekat dengan pandangan-pandangan metafisis
agama-agama. Misalnya Kant dan Hegel, keduanya memiliki tujuan untuk memulihkan
lagi kepercayaan (restore faith) bangsa Eropa terhadap iman Kristen.
Beberapa gagasan filsafat dari tokoh-tokoh idealisme Inggris nampak sangat menyolok, dan sangat berbeda
dengan model empirisme yang selama berabad-abad telah dikembangkan di
negeri itu. Bosanquet adalah salah satunya, ia telah memberikan pandangan bahwa
kebenaran ialah keseluruhan. Hegel memberi istilah ini dengan “ the truth is
the whole ” artinya bahwa benda-benda atau fakta-fakta tersendiri hanya
mendapat maknanya karena tercantum pada keseluruhan. Dengan pengertian lain,
bahwa yang individual harus dimengerti dalam hubungan yang absolut. Pandangan
seperti ini sudah ada pada Plato dan neo-Platonisme atau pada Hegel.
sumber :
Subuki, Makyun, Semantik (Pengantar memahami makna bahasa), Jakarta : Trans Pustaka (2011)
Subuki, Makyun, Semantik (Pengantar memahami makna bahasa), Jakarta : Trans Pustaka (2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar