Kamis, 22 Desember 2016

DOMINASI FILSAFAT NEOIDEALISME - NEOHEGELIANISME

DOMINASI FILSAFAT NEOIDEALISME - NEOHEGELIANISME
Pada pertengahan abad ke-19 aliran filsafat Idealisme masuk ke Inggris. Hingga pada awal abad ke-20 aliran filsafat ini mengalahkan dominasi filsafat empirisme yang telah lama menjadi ciri utama tradisi filsafat di Inggris. Pada waktu itu aliran ini dikenal dengan sebutan neo-idealisme atau dengan neo-hegelianisme (idealisme-neohegelianisme). Hal ini karena sumber inspirasi utama filsafat Idealisme Inggris adalah filsafat hegelianisme. Diantara tokoh-tokohnya adalah adalah T.H. Green (1836-1882), Edward Cairdd (1835-1908), John Chaird (1820-1898), Francis Herbert Bradley (1846-1924), Bernard Bosanquet (1848-1923), dan J.E. Mctaggart (1846-1925).
Peristiwa mendominasinya filsafat neo-hegelianisme di Inggris adalah ketika ajaran Hegel sendiri tidak populer lagi di negeri asalnya. Itu terjadi kurang lebih seratus tahun setelah kematian Idealisme Jerman. munculnya neo-idealisme atau neo-hegelianisme di Inggris adalah sebagai reaksi atas materialisme dan positivisme yang merajalela di Eropa pada waktu itu dan khususnya atas filsafat John Stuart Mill (1806-1873) yang menguasai generasi para filosof Inggris sebelum menculnya Idealisme.
Menurut William James, masuknya filsafat Idealisme Hegel di Inggris telah mempengaruhi agama Kristen. Dan ia dapat memberikan “Tulang Punggung” kuasa-metafisis yang selalu dibutuhkan oleh teologi ini. Jadi dapat disimpulkan bahwa munculnya filsafat neohegelianisme di Inggris semula diharapkan dapat memberikan dasar pijakan filosofis bagi teologi Kristen. Hal ini mengingat selama berabad-abad tradisi empirisme dan bahkan materialisme mendominasi tataran pemikiran kefilsafatan di Inggris. Kedua aliran ini ( empirisme dan materialisme) sama sekali tidak memberikan ruang metafisis bagi suatu doktrin agama. Sudah tentu ini sangat berbeda dengan filsafat idealisme yang sangat besar dipengaruhi oleh pikiran Plato dan neo-Platonisme yang sangat dekat dengan pandangan-pandangan metafisis agama-agama. Misalnya Kant dan Hegel, keduanya memiliki tujuan untuk memulihkan lagi kepercayaan (restore faith) bangsa Eropa terhadap iman Kristen.
Beberapa gagasan filsafat dari tokoh-tokoh idealisme Inggris  nampak sangat menyolok, dan sangat berbeda dengan model empirisme yang selama berabad-abad telah dikembangkan di negeri itu. Bosanquet adalah salah satunya, ia telah memberikan pandangan bahwa kebenaran ialah keseluruhan. Hegel memberi istilah ini dengan “ the truth is the whole ” artinya bahwa benda-benda atau fakta-fakta tersendiri hanya mendapat maknanya karena tercantum pada keseluruhan. Dengan pengertian lain, bahwa yang individual harus dimengerti dalam hubungan yang absolut. Pandangan seperti ini sudah ada pada Plato dan neo-Platonisme atau pada Hegel.
 
 
sumber : 
Subuki, Makyun,  Semantik (Pengantar memahami makna bahasa), Jakarta : Trans Pustaka (2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar